Dua sisi

Pramugari Etihad mengobrol dengan seorang penumpang, warga negara Amerika, dua kursi di arah jam 2 saya. Si pria Amerika memujikan Kuala Lumpur yang katanya sangat beradab jika dibandingkan dengan kota yang sebelumnya dia kunjungi, Jakarta.

“Indonesia negara yang buruk,” katanya. Mbak Pramugari Etihad merespon berkata bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta. “Indonesia yang lain sangat indah, saya pernah kesana,” kata mbaknya itu yang saya nggak tahu warga negara mana tapi berwajah arab cantik.

“Ah, saya ke hutan, hutannya terbakar. Mereka membakar hutan tanpa sebab,” kata mas Amerika. Mbak Pramugari bilang, memang, hutannya sudah banyak ditebang dan gundul, tapi masa iya mereka membakar hutan tanpa sebab?

“Orangnya juga tak ramah. Mereka terus menerus meneriaki saya, Mister, mister. Memaksa saya membeli segala sesuatu,” ujar masnya. Kata mbak cantik, itu mungkin karena mas amerika selalu pergi ke tempat turis. “Saya pergi ke desa di Jawa, anak-anak kecil mengerumuni saya. Mereka berbaris mencium tangan saya sebagai tanda penghormatan. Saya terharu sekali,” kata dia sambil memperagakan bagaimana anak-anak itu mencium tangannya.

“Perjalanan menuju bandara sungguh mengerikan karena macet dan banyak sekali motor, untung saja saya sampai dengan selamat,” kata mas Amerika. Mbak pramugari masih bertahan dengan pendapatnya bahwa Indonesia adalah negara yang manis, berkata, “ya, tapi sama juga dengan Bangkok dan Manila.”

Sayangnya percakapan seru ini berakhir karena kami sudah sampai di Abu Dhabi, tempat saya akan menanti pesawat selanjutnya menuju Istanbul.

Mas Amerika tidak salah, tapi mbak pramugari lebih beruntung bisa melihat Indonesia dari sisi yang menyenangkan.

Saya akan menulis satu posting untuk setiap hari selama saya jalan-jalan di eropa bulan Agustus ini.. pengennya sih janji begitu. Tapi udah sering bikin janji posting begini dan selalu gagal. Semoga kali ini berhasil, tapi tetap.. nggak janji ya. #1Agustus

2 thoughts on “Dua sisi

Leave a Reply

Your email address will not be published.